Rabu, 23 Juli 2014


Siapa anak yang tidak bangga jika orang tuanya membanggakan sang anak di depan orang lain? Anda juga pasti akan senang dan bangga jika orang tua anda membanggakan dan menceritakan citra yang baik dari diri anda kepada orang lain di depan anda sendiri, bukan? Namun, bagaimana persaaan anda jika orang tua anda malah menjelekkan anda di depan orang lain? Dalam keadaan apa pun, pasti hal itu sangat anda benci dan hal itu akan mempengaruhi bagaimana anda bersikap. Hal ini juga pernah saya alami.
Hal di atas pernah saya temui pada salah satu siswa bimbingan belajar private yang pernah saya ajar. Karena sifatnya yang privat, bimbingan belajar dengan siswa tersebut harus dilakukan di rumahnya. Hal ini membuat proses belajar antara saya dan siswa tersebut diketahui dan dipantau oleh orang tua. Pada saat anak tersebut mengalami kesulitan dalam belajar, terkadang orang tua sis anak memberikan komentar semacam “dia memang begitu” atau malah “anak ini memang kurang pintar” atau “tuh kan, makanya kamu harus rajin belajar”. Tentunya intonasi dari orang tua tersebut tidak enak untuk didengar. Bukan hanya saya yang merasakannya, tetapi cara belajar anak menjadi berubah setelahnya. Ia menjadi semakin tidak aktif. Mungkin hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor sehingga akhirnya anak tersebut memutuskan kegiatan belajarnya dengan saya.
Dari pengalaman ini saya belajar bagaimana untuk menyikapi sikap orang tua yang seperti itu. Ke depannya jika kita berhadap dengan orang tua seperti itu, sebaiknya  harus ada minimal satu bulan sekali suatu perbincangan antara pengajar dengan orang tua mengenai perkembangan anak tanpa dihadiri oleh anak tersebut. Hal ini selain untuk menjaga perasaan sang anak, juga untuk membicarakan hal yang lebih private yaitu memberikan pengertian kepada orang tua untuk tidak mencampuri proses belajar yang sedang berlangsung. Mungkin, hal ini juga dialami oleh sekolah saat ini, yaitu terdapat orang tua siswa yang ikut terlibat dalam susasa belajar mengajar. Hal ini tentunya baik sehingga pihak sekolah bisa tahu kegiatan belajar apa yang diinginkan oleh masyarakat. Tapi, jika bentuk keterlibatan orang tua itu sudah bersifat mencampuri, tentu hal ini tidak baik. Karena pada dasarnya, kegiatan pembelajaran itu hanya menyangkut 3 unsur, yaitu pendidik, peserta didik dan sumber belajar.
Jadi, mari kita bersama-sama menyadari bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dapat mempengaruhi sikap anak dalam bertindak. Sebaiknya bentuk keterlibatan orang tua tersebut haruslah bersifat positif dan membangun semangat anak untuk giat belajar.

1 komentar: