Siapa
anak yang tidak bangga jika orang tuanya membanggakan sang anak di
depan orang lain? Anda juga pasti akan senang dan bangga jika orang tua
anda membanggakan dan menceritakan citra yang baik dari diri anda kepada
orang lain di depan anda sendiri, bukan? Namun, bagaimana persaaan anda
jika orang tua anda malah menjelekkan anda di depan orang lain? Dalam
keadaan apa pun, pasti hal itu sangat anda benci dan hal itu akan
mempengaruhi bagaimana anda bersikap. Hal ini juga pernah saya alami.
Hal
di atas pernah saya temui pada salah satu siswa bimbingan belajar
private yang pernah saya ajar. Karena sifatnya yang privat, bimbingan
belajar dengan siswa tersebut harus dilakukan di rumahnya. Hal ini
membuat proses belajar antara saya dan siswa tersebut diketahui dan
dipantau oleh orang tua. Pada saat anak tersebut mengalami kesulitan
dalam belajar, terkadang orang tua sis anak memberikan komentar semacam
“dia memang begitu” atau malah “anak ini memang kurang pintar” atau “tuh
kan, makanya kamu harus rajin belajar”. Tentunya intonasi dari orang
tua tersebut tidak enak untuk didengar. Bukan hanya saya yang
merasakannya, tetapi cara belajar anak menjadi berubah setelahnya. Ia
menjadi semakin tidak aktif. Mungkin hal ini juga dapat menjadi salah
satu faktor sehingga akhirnya anak tersebut memutuskan kegiatan
belajarnya dengan saya.
Dari
pengalaman ini saya belajar bagaimana untuk menyikapi sikap orang tua
yang seperti itu. Ke depannya jika kita berhadap dengan orang tua
seperti itu, sebaiknya harus ada minimal satu bulan sekali suatu
perbincangan antara pengajar dengan orang tua mengenai perkembangan anak
tanpa dihadiri oleh anak tersebut. Hal ini selain untuk menjaga
perasaan sang anak, juga untuk membicarakan hal yang lebih private yaitu
memberikan pengertian kepada orang tua untuk tidak mencampuri proses
belajar yang sedang berlangsung. Mungkin, hal ini juga dialami oleh
sekolah saat ini, yaitu terdapat orang tua siswa yang ikut terlibat
dalam susasa belajar mengajar. Hal ini tentunya baik sehingga pihak
sekolah bisa tahu kegiatan belajar apa yang diinginkan oleh masyarakat.
Tapi, jika bentuk keterlibatan orang tua itu sudah bersifat mencampuri,
tentu hal ini tidak baik. Karena pada dasarnya, kegiatan pembelajaran
itu hanya menyangkut 3 unsur, yaitu pendidik, peserta didik dan sumber
belajar.
Jadi,
mari kita bersama-sama menyadari bahwa keterlibatan orang tua dalam
pendidikan anak dapat mempengaruhi sikap anak dalam bertindak. Sebaiknya
bentuk keterlibatan orang tua tersebut haruslah bersifat positif dan
membangun semangat anak untuk giat belajar.
postingan yang bagus, mantap artikel nya
BalasHapusKaos Muslim Dhikr Anak dan Keluarga