Rabu, 19 Oktober 2011

 

Semenjak Maya tahu kejelasana hubungan antara Eva dan Bagus, Maya berusaha menjauh sedemikian jauhnya dengan bagus. Ia tak mampu menatap lebih dari sepersekian detik ketika ia harus berpapasan dengan Bagus. Bahkan ia pun mulai merasakan perlakuannya ke Eva sedikit berbeda. Tatapan matanya menyiratkan bahwa ia merasa cemburu, tapi dengan cepat ia berusaha menutupinya dengan senyum. Eva adalah sahabat terbaiknya di sekolah ini dan ia tak mau kehilangannya. Maka sudah diputuskan bahwa Maya harus menjauhi Bagus.

Tapi hal itu sulit untuk ia lakukan. Bagaimana ia akan tahan menatap wajah bagus yang dingin dan penuh misteri itu. Meskipun hanya sedetik, ketika maya melihat raut muka bagus, semacam ada sesuatu yang mendorong jantungnya dari dalam membuatnya sesak nafas dan menghela nafas panjang. Belum lagi ketika pandanganmereka bertemu, seakan ada kesepahaman diantara mereka bahwa ada sesuatu yang spesial di antara mereka berdua. Maya tahu itu dari tatapan indah di mata Bagus dan maya merasakan ada lautan cinta yang mengalir ketika tatapan itu bertemu. Maya ingin menutupinya, tapi tatap matanya tak bisa ia kendalikan. 

Secara pasti, ia yakin Bagus tahu perasaan itu.

Tapi sekali lagi, di atak boleh mengkhianati sahabat sejatinya.

Beberapa hari ini ia menjauh dari Bagus. Sengaja mencari jalan lain atau memutar arah ketika ia akan berpapasan dengan Bagus. Hal itu cukup membantunya. Ia juga menyibukkan diri dengan kegiatan ekskul lainnya dan hal itu cukup membuatnya melupakan rasa itu. Tapi semuanya menjadi sia-sia ketika Maya harus menyelesaikan tugas desain mading yang harus ia serahkan hari itu kepada atasannya, Bagus.

Bagaimana mungkin ia bisa menghilangkan rasa itu, jika ia harus berhubungan denganbagus meskipun hanya dalam beberapa kesempatan? Ia juga mencintai pekerjaan dalam mendesain layout mading, karena ia mempunya bakat yang cukup membanggakan dalam menggambar.

Lalu apa yang harus ia lakukan?

0 komentar:

Posting Komentar