Sabtu, 17 September 2011


Huffhh. Sepertinya menjadi sebuah kebiasaan, atau bahkan sudah menjadi tradisi buat ku kalo hari jum’at ntu mesti nonton. Kali ini lumayan lama mengantri di Ciwalk dan sendirian. Lama karena jam 2 baru tahu kalo EPT diundur minggu depan. Sendirian karena yang lainnya Fisek 3. Kali ini yang menjadi korban tontonan adalah Film Captain America.
Orang yang suka nonton film di bioskop dan dvd pasti tau bedanya. Efek di DVD, sound dan gambarnya juga, ga seperti di bioskop. Film Captain America (CA) ini pun ga beda.
Awalnya ga bakal kepikiran nonton film ini. Secara, film ini bukan kayak Superman atau Spiderman yang di film maupun ceritanya jelas2 nyeritain elemen2 sihir atau fantasi. Sama sih, ni juga ada kedua hal di atas. Tapi, porsinya sedikit. Ni yang menjadi alasan kenapa CA ditonton di akhir. Sorry, CA. You’re not my type (kayak apaan He)

Setelah nonton gimana?

Keren, sekaligus tragis. Keren karena gambar dan pemeran nya ga kalah dari film-film marvel/Paramount lainnya. Tragis karena ceritanya. Aku ga bakal secara gamblang nyeratain CA dari awal sampai akhir, karena ni bakal nyakitin hati penonton yang belum punya kesempatan buat nonton atau emang ga mau denger dulu sampe nonton sendiri ni film. Atau ga mau buat produsernya marah cz aku beberen ceritanya dan karenanya menurunkan penjualan tiket? Ga kali. Banyak yang dah buat resensi ni film. Tapi aku Cuma mau ngeresume ceritanya aja ko.

Ni film jadi tambahan ke daftar film tertagis yang pernah aku tonton! Bayangkan kau seperti c CA yang mempunyai (meskipun bisa dikatakan bukan) akhir cerita yang benar-benar tragis dan kau tak tahu pasti akhirnya? Bayangkan sesuatu seperti ini : kau membuat janji untuk berkencan dengan seseorang yang baru kau sadari kau begitu mencintainya, dia ingin memberi kebahagian yang kau inginkan, pada suatu hari dan kau tidak menemuinya pada hari yang dijanjikan karena suatu kecelakaan yang membuatmu koma. Namun, saat kau terbangun, kau baru menyadari bahwa kau telah tidur selama 70 tahun!!! Tentu yang terpikirkan olehmu adalah bagaimana dengan sesorang itu, apakah dia masih menungguku? Ngapain aja dia selama 70 tahun itu? Atau masih adakah dia  untuk mendengarkan perasaan yang ingin kau ceritakan kepadanya? Perasaan ingin berdansa dengannya, menghabiskan malam dengannya dan menjadi pendamping hidupnya?

Pertanyaan terakhir ini ga terjawab di Film. Produser dengan ‘tega’ langsung menampilkan Credit Title yang artinya THE END. Wait, OMG. Aku baru nyadar kalo suka ada cerita tambahan buat film seperti ini di sela-sela credit title. Ahhhh, sayang aku langsung pulang.. Heu sedihnya. Tapi, ni film karena dah masuk ke daftar film tertragis buatku, aku mesti dapetin softfile nya. :D

Nilai kehidupan :
siapa pun, atau bagaimana pun kau sekarang (lebih tepatnya sehebat apapun kau sekarang), kau masih kau yang dulu, Kau yang alami. Jangan biarkan semua ini melenakanmu. Dan berpikir lah simple ke arah sana. Karena kau tidak harus sesulit-sulitnya mencarinya atau mempelajarinya kembali. Karena ia begitu dekat denganmu, Karena ia adalah kamu. Maka peluklah dia dan kau akan rasakannya. Peluklah dia. Hatimu. Dan jangan biarkan ia terbang terlalu tinggi, karena akan sakit jatuhnya.

0 komentar:

Posting Komentar