Rabu, 23 Juli 2014


Saya sedang mengalami masa-masa yang menyedihkan dan menyayat hati. Pada saat masa-masa seperti ini, saya selalu merasakannya. Masa-masa transisi memang benar-benar perlu perjuangan. Masa transisi yang saya maksud di sini adalah bukan masa transisi berubahnya perilaku dan sikap. Tetapi masa transisi yang membutuhkan perpindahan tempat. Bukan lingkungannya yang membuat saya merasa tidak enak. Bukan pula tradisi baru yang membuat saya harus beradaptasi. Bukan pula orang-orang baru yang akan saya temui. Tetapi yang paling menyesakkan dada adalah kenyataan bahwa teman yang dulu bersama dengan saya sebelum transisi dilakukan tidak akan mengalami transisi yang saya alami. Teman-teman saya harus saya tinggalkan di tempat dahulu. Teman-teman itu tak akan bisa memberikan warna yang penuh di setiap waktu seperti dahulu. Teman-teman itu bahkan akan sulit untuk saya temui, karena jarak antara kami sekarang tidak sedekat dulu. Maka, saya menjadi bimbang. Meskipun ini adalah masa transisi tempat saya yang ketiga, saya masih belum mengerti bagaimana cara untuk mengatasi keruntuhan hati ini. Mungkin saya harus menyerahkan segalanya pada sang Waktu seperti dahulu. Namun, keadaannya berbeda dengan dahulu. Sekarang, lebih banyak orang-orang yang saya tinggalkan. Ada masalah-masalah yang belum bisa terpecahkan. Bahkan ada kata-kata yang belum dapat disampaikan. Pada akhirnya saya hanya bisa menyerahkan hati ini kepada pemiliknya, Allah SWT. Kepada-Nya, saya berdoa semoga pedih yang saya rasakan ini dapat segera digantikan dengan sikap lapang dada dan besar hati. Amiin

0 komentar:

Posting Komentar