Anda pasti pernah mendengar bahwa sesorang yang memasak makanan yang terlalu asin disebut-sebut sebagai orang yang ingin menikah? Well, saya rasa itu cuma mitos. Tapi ada pesan tersirat yang saya temukan dalam ungkapan itu. Makanan yang terlalu asin tidak biasa kita konsumsi sehingga menjadikannya makanan yang asing bagi kita. Bukan hanya asing, tetapi makanan yang memiliki kandungan garam berlebih sangat berpengaruh buruk bagi tubuh kita.
Dikutip dari http://kesehatanibu-anak.blogspot.com, orang yang terlalu banyak makan makanan asin cenderung mengembangkan berbagai penyakit batu ginjal dan osteoporosis. Para peneliti menemukan bahwa hubungan antara natrium dalam garam berhubungan dengan kalsium. Tampaknya kedua zat tersebut diatur oleh molekul yang sama di dalam tubuh. Jika asupan natrium dalam tubuh terlalu tinggi, tubuh akan membuangnya melalui urine dan kalsium ikut larut di dalamnya. Tingginya kadar kalsium dalam urine dapat mengarah pada pembentukan batu ginjal dan kurangnya kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan penipisan tulang dan osteoporosis. Hubungan tersebut sangat penting karena semakin banyak natrium dalam makanan seseorang, tubuh juga akan semakin banyak membuang kalsium.
Kekurangan kalsium juga berpengaruh terhadap kegiatan kita. Apalagi untuk kegiatan di alam yang membutuhkan kalsium untuk menopang tulang kita mengokohkan tubuh dalam beraktivitas. Oleh karena itu, kita harus mengurangi asupan natrium dengan membatasi penggunaan garam dalam makanan sehari-hari meskipun hal tersebut terkesan menggiurkan. Namun, anda tetap harus melakukannya demi memelihara kesehatan tulang dan ginjal. Memasak makanan sendiri dapat menjadi solusi karena dengan demikian kita dapat menentukan garam yang tidak terlalu banyak pada makanan kita.
0 komentar:
Posting Komentar